Sumber : https://mindfuel.ca/
Sahabat Pembelajar
Salah satu model pembelajaran yang disarankan untuk diterapkan dalam Kurikulum 2013 serta dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilan Abad 21 peserta didik adalah Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning/PjBL). Mari memahami lebih mendalam melalui ulasan berikut.
A. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning/PjBL)
Proyek adalah tugas yang kompleks, berdasarkan tema yang menantang, melibatkan peserta didik dalam mendesain, memecahkan masalah, mengambil keputusan, atau kegiatan investigasi, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja dalam periode waktu yang telah dijadwalkan dalam menghasilkan produk (Thomas, Mergendoller, and Michaelson, 1999).
Menurut Stoller (2006), terdapat tiga jenis proyek berdasarkan sifat dan urutan kegiatannya, yaitu : (1) proyek terstruktur, ditentukan dan diatur oleh guru dalam hal topik, bahan, metodologi, dan presentasi; (2) proyek tidak terstruktur didefinisikan terutama oleh peserta didik sendiri; (3) proyek semi terstruktur yang didefinisikan dan diatur sebagian oleh guru dan sebagian oleh peserta didik.
Lebih luas lagi, Stoller (2006), mendefinisikan pembelajaran berbasis proyek sebagai pembelajaran yang menggunakan proyek sebagai media dalam proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Model pembelajaran ini menekankan pada aktivitas-aktivitas peserta didik untuk menghasilkan produk dengan menerapkan keterampilan meneliti, menganalisis, membuat, dan mempresentasikan produk pembelajaran berdasarkan pengalaman nyata. Produk yang dimaksud merupakan hasil proyek berupa barang atau jasa dalam bentuk desain, skema, karya tulis, karya seni, karya teknologi/prakarya, dan lain-lain. Melalui penerapan pembelajaran berbasis proyek, peserta didik berlatih merencanakan, melaksanakan kegiatan sesuai rencana dan menampilkan atau melaporkan hasil kegiatan.
Bentuk aktivitas proyek terdiri dari (1) proyek produksi yang melibatkan penciptaan seperti buletin, video, program radio, poster, laporan tertulis, esai, foto, surat-surat, buku panduan, brosur, menu banquet, jadwal perjalanan, dan sebagainya; (2) Proyek kinerja, seperti pementasan, presentasi lisan, pertunjukan teater, pameran makanan, fashion show; (3) Proyek organisasi seperti pembentukan klub, kelompok diskusi, atau program mitra percakapan.
Menurut Fried-Booth (2002), ada dua jenis proyek yaitu (1) proyek skala kecil atau sederhana yang hanya menghabiskan dua atau tiga pertemuan. Proyek ini hanya dilakukan di dalam kelas; (2) proyek skala penuh yang membutuhkan kegiatan yang rumit di luar kelas untuk menyelesaikan dengan rentang waktu lebih panjang.
Turyantana (2013) menyatakan bahwa pembelajaran berbasis proyek merupakan proyek perorangan ataupun kelompok yang dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu. Model ini memiliki ciri khas, melibatkan peserta didik dalam desain proyek, penyelidikan pemecahan masalah, atau pengalaman yang memberi perluasan waktu kepada para peserta didik untuk bekerja mandiri. Pembelajaran berbasis proyek memiliki nilai keaslian dia dalam dunia pendidikan yang mampu membimbing peserta didik membuat rencana, melaksanakan penelitian, dan menyajikan hasil dari proyek yang dilakukan.
Model pembelajaran berbasis proyek dikembangkan berdasarkan pandangan konstruktivisme yang mengacu pada pembelajaran kontektual (Khamdi, 2007). Melihat tuntutan aktivitas dan produk yang dihasilkan dalam pembelajaran berbasis proyek, tampak bahwa model pembelajaran ini berfokus pada kreativitas berpikir, pemecahan masalah, dan interaksi antara peserta didik dengan kawan sebaya untuk menciptakan dan menggunakan pengetahuan baru (Asan, 2005).
B. Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning/PjBL)
Sintak atau langkah-langkah pembelajaran beserta aktivitas pembelajaran tiap tahap dalam pembelajaran berbasis proyek dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Aktivitas Guru dan Peserta Didik pada Tahapan Pembelajaran Berbasis Proyek
Sintak /
Tahapan
|
Aktivitas Guru
|
Aktivitas
Peserta Didik
|
Menentukan
pertanyaan mendasar
|
Menyampaikan
permasalahan yang harus diselesaikan atau menyampaikan tugas kepada peserta
didik untuk membuat sesuatu serta menanyakan bagaimana cara menyelesaikannya
|
Menyimak
penjelasan guru, menyimpulkan masalah apa yang harus diselesaikan/produk apa
yang harus dibuat, serta menanyakan bagaimana cara menyelesaikan/membuatnya
bila ia belum memahaminya
|
Mendesain
perencanaan proyek
|
Membimbing
peserta didik menyusun rancangan langkah-langkah penyelesaian proyek, membuat
desain perencanaan produk yang logis dan praktis,
|
Menyusun rancangan langkah-langkah penyelesaian proyek, membuat desain rancangan produk dengan mempelajari berbagai sumber belajar misalnya dari buku, media elektronik, internet, atau dari ahli.
Perencanaan ini juga mencakup aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, menentukan alat dan bahan yang dapat digunakan untuk penyelesaian proyek
|
Menyusun jadwal pelaksanaan proyek
|
Membuat kesepakatan bersama peserta didik kapan memulai proyeknya, kapan waktu konsultasi/bimbingan, kapan proyek tersebut sudah harus dikumpulkan, dimana tempat /lokasi akan dilaksanakan proyek tersebut
|
Menyusun jadwal proyek sesuai dengan jadwal yang disepakati dengan guru termasuk kesepakatan terkait tempat/lokasi dilaksanakannya proyek tersebut. Membuat kesepakatan bimbingan secara langsung ataupun melalui komunikasi online (misalnya WA grup, atau lainnya)
|
Memonitor keaktifan peserta didik dan perkembangan proyek
|
Secara berkala, guru memeriksa sampai dimana perkembangan proyek yang dikerjakan peserta didik, sekaligus memeriksa keaktifan setiap peserta didik dalam kelompok untuk menyelesaikan proyek, termasuk memberikan alternatif solusi jika terdapat kendala yang dihadapi peserta didik selama penyelesaian proyek.
Sebagai alat bantu, guru menggunakan lembar monitoring pelaksanaan proyek.
|
Membuat catatan setiap tahapan proyek sesuai dengan langkah-langkah kerja (rancangan) penyelesaian proyek yang telah didesain sebelumnya, membuat rekaman/video terkait proyek yang dilakukan, melaporkan kemajuan proyek secara berkala sesuai dengan kesepakatan bersama guru, menyampaikan kendala-kendala yang dihadapi untuk menemukan solusi bersama,
|
Menguji hasil
|
Menguji hasil proyek yang diselesaikan peserta didik berkaitan prototipe/desain produk, menguji keterlibatan peserta didik, mengukur kecapaian standar, mengevaluasi setiap peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik
|
Mempresentasikan produk, menjawab pertanyaan, menyajikan bukti, catatan, dan laporan pengerjaan proyek, menyimak umpan balik dari guru
|
Evaluasi pengalaman belajar
|
Bersama peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dilaksanakan. Proses refleksi dilakukan secara individu atau kelompok. Peserta didik diminta mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan proyek.
Berdiskusi dengan peserta didik dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sampai ditemukannya suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.
|
Melakukan refleksi aktivitas selama mengerjakan proyek di bawah bimbingan guru dengan cara mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan proyek.
Berdiskusi bersama guru dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sampai ditemukannya suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.
|
a
Tidak ada komentar:
Posting Komentar